Rabu, 09 Januari 2008

Komputer DNA


Sudah ada lebih dari 10 kasus diajukan di AS yang menuntut perusahaan ponsel atas dampak kesehatan yang ditimbulkan dan beberapa di antaranya dianggap memenuhi persyaratan untuk disidangkan.

Salah satu di antaranya adalah seorang suami yang menuntut karena istrinya yang sangat sering menggunakan ponsel meninggal karena kanker otak. Hal ini tidak serta merta dibenarkan, tetapi juga tidak ada yang menyalahkan kecuali oleh para industrialis yang bergerak di bidang telekomunikasi yang mempengaruhi US$100 milyar setiap tahunnya.

Memang sudah banyak sekali penelitian yang menyatakan bahwa sinyal yang sama yang dimiliki oleh ponsel dapat memberikan dampak yang sangat fatal. Seperti contohnya penelitian yang dilakukan oleh Prof. Darius Leszcynski seorang peneliti dari Finlandia Radiation and Nuclear Safety Authority di Finlandia (www.cellphonedefense.com) menyatakan bahwa gangguan tersebut dapat mempengaruhi protein dalam sel, hanya dalam waktu satu jam penuh interferensi. Jika gangguan ini terjadi pada sel-sel dalam otak, maka akan sangat berbahaya.

Lain lagi halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh University of Washington di Seattle, AS. Penelitian tersebut menyatakan bahwa radiasi gelombangnya dapat menyebabkan kerusakan DNA. Penelitian tahun 1996 ini diperkuat dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh tujuh lembaga riset dunia dari negara-negara Eropa yang menyatakan bahwa memang sianyal ponsel dapat merusak DNA. Namun, penelitian ini hanya terbukti dalam skala laboratorium saja. Sedangkan, untuk penelitian di luar laboratorium belum teruji.

Mengapa ponsel mendapat perhatian lebih dibandingkan radio atau perangkat lain yang juga menggunakan gelombang elektromagnetik? Karena ponsel digunakan sangat berdekatan dengan manusia dan me miliki kekuatan gelombang yang jauh lebih besar. Lain halnya dengan televisi atau radio. Mereka menggunakan antena yang lebih besar dan letaknya berjauhan dengan tubuh manusia. Sedangkan, ponsel sebaliknya selalu digunakan berdekatan dengan tubuh manusia, khusus bagian kepala yang sangat rentan.

Interferensi
Coba lakukan dua hal berikut:
1. Nyalakan radio Anda dekat TV yang sedang menyala.
2. Lakukan pembicaraan telepon dekat dengan radio atau televisi Anda.
Kemudian tentukan mana yang lebih mengganggu ketika TV dan radio bekerja berdekatan atau ketika ponsel Anda digunakan pada salah satunya.
Betapa besar pengaruh ponsel pada perangkat tadi. Bagaimana jika TV atau radio tersebut diganti dengan sebuah perangkat lain, seperti alat monitoring dalam ruang ICU atau dengan perangkat navigasi pesawat atau mungkin berdekatan dengan perangkat elektronik yang mengatur bahan kimia berbahaya? Fatal! Jangan pernah mencobanya jika alat tersebut sedang dalam tugasnya. Sebab jika hal ini terjadi, maka nyawa dapat menjadi taruhannya.
Perangkat Kesehatan
Dalam ruang ICU banyak sekali perangkat elektronik yang menggunakan sensor untuk memantau perkembangan seseorang yang sedang berada dalam keadaan kritis. Setiap alat pantau yang terhubung menggunakan sensor yang sangat sensitif. Selain itu, alat-alat tersebut juga terhubung langsung ke ruang pemantauan. Penghubungan ini ada yang menggunakan teknologi kabel biasa dan ada juga yang menggunakan jaringan nirkabel sehingga satu saja gangguan dapat berakibat banyak hal mengerikan. Mulai dari data yang terbaca salah, sampai ter ganggunya atau terlambatnya pengiriman data ke ruang kontrol.

Selain alat control dalam ruang ICU, gelombang elektromagnetik ponsel dapat mempengaruhi kerja alat pacu jantung dan alat Bantu pendengaran. Efek yang ditimbulkan dapat lebih parah dari apa yang terjadi pada pesawat televisi yang jauh lebih besar.
Reaksi Kimia
Begitu pula halnya alat kontrol yang digunakan pada ruang penyimpanan bahan kimia. Satu saja gangguan dapat membuat alat kontrol salah menangkap informasi. Yang jika ditindaklanjuti dapat membuat kesalahan teknis berbahaya. Kesalahan ini sendiri bisa saja menyebabkan bahan kimia tersebut meledak atau mendorong reaksi kimia yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, seseorang selalu dilarang menggunakan ponsel, baik dalam ruang laboratorium atau pabrik kimia berbahaya sampai pada pom bensin.

Selain itu, larangan penggunaan ponsel pada tempat seperti pom bensin dapat juga mengganggu sistem perhitungan, yang tidak dapat dipastikan menguntungkan pihak mana. Karena, dapat saja perhitungan menjadi lebih sedikit atau menjadi lebih banyak.
Alat Navigasi
Salah satu tempat yang juga melarang pengunjung atau penggunanya menggunakan ponsel adalah pesawat. Di dalam pesawat terbang atau ruang kontrol pesawat seseorang dilarang menggunakan ponsel karena dapat mengacaukan sinyal yang ada pada perangkat navigasi.

Seperti yang kita ketahui bahwa perangkat navigasi pesawat udara terdiri dari berbagai sinyal deteksi. Mulai dari sinyal deteksi ketinggian, arah, bahan bakar, sampai komunikasi pesawat dengan pusat kontrol di bandara dan dengan pesawat lain di udara. Jika semua komponen navigasi ini terganggu oleh gelombang lain, maka kecelakaan dapat saja terjadi.

Dalam pesawat terbang komputer tidak hanya tidak boleh digunakan, melainkan wajib dimatikan. Sebab setiap ponsel selalu melaukan proses handshake atau melakukan sedikit komunikasi dengan BTS-nya. Lepas dari satu BTS, ia akan terus mencari hubungan ke BTS lainnya.

Operasi ini dilakukan agar sebuah ponsel dapat terus selalu terhubung dengan jaringannya. Meskipun dengan kekuatan kecil pancaran gelombangnya tetap dapat mengganggu perangkat navigasi yang sangat sensitif. Belum lagi semakin jauh BTS tersebut semakin kuat sinyal yang dipancarkan dan tentu saja dapat lebih mengganggu.

Sekadar informasi tambahan, bahwa dalam pesawat terbang tidak hanya ponsel yang dilarang untuk dinyalakan, perangkat elektronik lain juga akan diminta dimatikan. Karena, radiasi medan magnet juga dapat memberikan gangguan.

Dari sudut pandang ukuran atas ke bawah (top-down) seperti itu, nanoteknologi menjadi penting dalam dunia rekayasa
karena manusia berusaha untuk mengintegrasikan suatu fungsi atau kerja dalam skala ukuran yang lebih kecil dan lebih
kecil. Mengapa? Orang bilang, "small is beautiful (kecil itu indah)", tetapi, tentu saja mengintegrasikan suatu fungsi mesin
atau perkakas dalam ukuran yang lebih kecil bukan hanya berarti memperindahnya tapi juga berarti memperkecil energi
yang diperlukan per suatu fungsi kerja dan berarti pula mempercepat proses serta mempermurah biaya pekerjaan.

Sebagai contoh yang mudah kita pahami adalah apa yang terjadi pada dunia komputer dan mikroprosesor. Pabrik-pabrik
mikroprosesor seperti IBM, Intel dan Motorola terus berusaha mempertinggi tingkat integrasi mikroprosesornya.
Sekira sepuluh sampai lima belas tahun yang lalu, jarak antar gate (gerbang) MOS (Semikonduktor oksida logam) adalah
0,75 m, dan level integrasinya pada 5P 80386 hingga 80486 adalah sekira 100.000 sampai 1 juta transistor dalam satu
chip. Tapi, pada Pentium IV, teknologi pemrosesan IC (rangkaian terintegrasi) yang dipakai telah berhasil memperkecil
jarak antar gerbang menjadi hanya 0,125 m dan mencapai level integrasi hingga 100 juta transistor dalam satu keping
chip.

Jarak yang lebih kecil antar gerbang berarti makin kecilnya waktu yang diperlukan untuk perjalanan suatu elektron (artinya
switching rate makin cepat) dan berarti pula makin kecilnya daya yang diperlukan prosesor tersebut. Lebih dari itu, makin
banyak fungsi yang bisa diintegrasikan dalam prosesor tersebut, seperti built-in multimedia, pemrosesan suara, dan lain
sebagainya.

Tidak ada komentar: